Selasa, 03 Juni 2014

Tugas Makalah IPTEK & Seni



MAKALAH AGAMA
IPTEK dan Seni dalam Perspektif Islam



 







Disusun Oleh:




1.      Dikita Astrianti                      (135090401111003)
2.      Azizah Indah Karsari           (135090401111018)
3.      Enggar Dyahfebriana           (135090401111023)
4.      Ayu Sulistiya N.                     (135090401111045)
 
 
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
2014



BAB I
 PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
             Perkembangan Sains dan Teknologi di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan manusia. Manusia modern sudah sangat bergantung kepada produk-produk sains dan teknologi. Sukar untuk dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan, kesehatan dan semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas daripada menggunakan produk sains dan teknologi.
             Manusia mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Perkembangan iptek yang sangat pesat pada saat ini, seharusnya disertai oleh akal dan tujuan yang baik serta bermanfaat bagi umat manusia.   
                 Oleh karena itu Agama islam yang merupakan agama penyempurna yang memiliki ajaran-ajaran suci Allah mengajarkan serta memberi pemahaman terhadap manusia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan iptek dan seni. Masyarakat islam dapat diharapkan mampu berperan di garis depan dalam upaya mengembangkan IPTEK dan upaya perdamaian serta pembangunan yang makin merata dan berkeadilan secara berkesinambungan.
                   Alasan inilah yang melatar belakangi kami untuk menulis makalah berjudul berjudul “Iptek dan Seni dalam Perspektif Islam”. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Agama dan Etika Islam kami. Untuk penjelasan lebih lanjut akan kami bahas dalam bab-bab selanjutnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian IPTEK dan Seni
·         Pengertian Ilmu dan Pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan di interpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan  adalah apa saja yangdiketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun firasat.[1]
Definisi pengetahuan menurut para ahli dansumber akurat.
Ø  Menurut Robert M. Z. Lawang: Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dialami atau yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seseorang.[2]
Ø  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Sehingga pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi dan firasat yang di dapat dari pengalamannya. pengetahuan tidak bisa dikatakan sebagai sebuah ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul dikarenakan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.[3]
Ø  Ilmu Menurut Islam
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat punmanusia memerlukan ilmu.[4] Untuk bahagia di dunia dan di akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat.
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :


“Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad”
   Jadi Ilmu pengetahuan  adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009)[5]

·     Definisi Teknologi
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik. [6] Teknologi juga merupakan terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju serta merupakan sarana manusia untuk menyediakan kebutuhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah suatu ilmu yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia.

Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan sebagai paduan sempurna antara ilmu (science), rekayasa (engineering), seni (art), dan ekonomi.
Pada era digital kini, telah terjadi perkembangan yang luar biasa pesat pada bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Perubahan yang luar biasa drastis terjadi hampir disemua sektor. Terjadi Quantum Leap atau lompatan waktu yang sangat luar biasa dan mengagumkan, khususnya di bidang teknologi.[7]

·         Pengertian SENI
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah. [8]
Seni adalah sebuah keindahan yang dapat mengungkap rasa sampai jauh kedalam jiwa seseorang Jadi apabila pernah merasakan sebuah getaran keindahan yang begitu dalam dan membuat manusia tidak dapat lagi melupakannya maka artinya dia sudah dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya. Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. [9]Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan.  Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini.Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. [10]
B.     Integritas  IPTEK dan Seni
Iptek terdiri dari tiga kata yaitu ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Ilmu merupakan keistimewaan yang menjadikan manusia lebih unggul disbanding makhluk-makhluk lain dalam menjalankan fungsi kekhalifahannya.
Menurut pandangan Al-Qur’an, ilmu terdiri dari dua macam yaitu[11] :
1.    Ilmu Ladunni yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia (Q.S. al-Kahfi : 65)
2.    Ilmu Kasbi yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia
       Pembagian ini disebabkan karena al-Qur’an memandang terdapat hal-hal yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui melalui upaya manusia sendiri.
Dengan demikian, objek ilmu meliputi :
a.         Materi dan non Materi
Materi adalah kenyataan yang bisa diindera dan diukur oleh manusia sedangkan non materi adalah kenyataan yang tidak bisa diindera.
Ciri-ciri materi diantaranya :
1)      Terbatas ruang dan waktu
2)      Dapat dibagi
3)      Tersusun oleh sesuatu yang lain
4)      Memiliki ukuran kuantitatif / dapat diukur secara kuantitatif
Contoh dari realitas materi adalah kursi, mobil, pesawat, darah, atom dan lain sebagainya.
Ciri-ciri non-materi diantaranya :
1)      Tidak terbatas ruang dan waktu
2)      Tidak dapat dibagi
3)      Tidak dapat diukur secara kuantitatif
Contoh dari realitas non-materi adalah akal, jiwa, pikiran dll.
b.        Fenomena dan non Fenomena
Pengetahuan adalah paham suatu subjek mengenai objek yang dihadapi. Subjek disini adalah manusia sebagai kesatuan berbagai macam kesanggupan (akal,panca indera, dsb) yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Objek disini adalah benda atau hal yang diselidiki, yang merupakan realitas bagi manusia yang menyelidiki (Anshari, 1987) [12]. Dengan potensi yang dimiliki manusia akan dapat membaca, memahami, meneliti, dan menghayati  fenomena-fenomena alam yang nantinya dapat menimbulkan pengetahuan disebut ayat-ayat kauniyah. Sedangkan fenomena lain berupa quraniyah yaitu Al-Qur’an.[13]
Pengetahuan  merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tingginya derajat pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan untuk kesombongan , tetapi untuk memperbanyak syukur atas nikmat pengetahuan yang diberikan.
Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan ilmu pengetahuan untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia (M.Quraish Shuhab,2000).[14] Keberhasilan memanfaatkan alam merupakan hasil dari teknologi. Dengan demikian mesin atau alat canggih yang dipergunakan manusia bukanlah teknologi, tetapi merupakan hasil dari teknologi.
Seni adalah keindahan. Seni merupakan ekspresi roh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari sisi terdalam manusia yang didorong oleh kecenderungan kepada yang indah[15]. Kemampuan berseni  merupakan salah satu pembeda manusia dengan makhluk lain. Dengan demikian, Islam mendukung kesenian selama penampilannya mendukung fitrah manusia yang suci. Keindahan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan.
Fenomena dan kecenderungan kehidupan dunia saat ini memang sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan iptek dengan segala dampaknya, baik yang bernilai positif maupun negatif. Disini, iman berperan sebagai pengendali sikap dan perilaku kehidupan manusia, maupun sebagai landasan moral, etika dan spiritual masyarakat suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang.
Realita membuktikan, bahwa penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan iptek yang tidak disertai dengan keluhuran akhlak atau budi pekerti, akan dapat membawa manusia atau suatu bangsa menuju kepada penderitaan dan kesengsaraan, atau bahkan kehancuran. Oleh karena itu, penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan iptek harus senantiasa berada di dalam jalur nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan yang luhur.
Ayat-ayat al-Qur’an menghendaki manusia bersikap dan berpikir kritis terhadap fenomena-fenomenalam semesta dan terhadap dirinya sendiri, misalnya Surat Fushshilat ayat 53. Berdasarkan petunjuk al-Qur’an, manusia dapat menerima hasil-hasil iptek yang tidak menyebabkan maksiat, serta bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga diharapkan iptek dapat searah dan seiring sejalan dengan nilai-nilai Ilahiah.
Adapapun mengenai seni, Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama sejalan dengan pandangan Islam. Kesenian yang ma’ruf merupakan budaya masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan yang munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.
           
C.           Keutamaan Orang yang Berilmu
Orang - orang yang berilmu memiliki keutamaan yang istimewa yang jauh lebih besar daripada orang yang gemar beribadah, tetapi hanya memiliki sedikit ilmu. [16]Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa orang yang berilmu disamping dirinya sendiri memilki hati, pemikiran, jiwa yang terang, mereka denga ilmunya juga dapat menerangi banyak orang. Sedangkan orang - orang yang tidak berilmu, jangankan menerangi orang lain, menerangi dirinya sendiri saja tidak mampu.
Akibat yang terjadi bahwa orang yang berilmu itu kualitas ibadahnya jauh lebih baik daripada orang yang tidak berilmu. Karena dengan ilmunya mereka mengetahui tata cara yang benar dan sah. Sedangkan bagi yang tidak berilmu ibadahnya dilakukan dengan cara yang tidak benar, tidak berdasar, dan hanya ikut
-ikutan saja. Bahkan mereka sering melakukan perbuatan bid`ah dan dianggapnya sebagai perbuatan ibadah, akhirnya ibadahnyapun menjadi sia-sia. Dan sesungguhnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu haruslah dibangun di atas ilmu. Tidak mungkin seseorang dapat memiliki iman kepada hal-hal tersebut tanpanya. Tanpa ilmu, seseorang hanya akan beragama tanpa memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan saja. Akhirnya imannya akan mudah goyah oleh syubhat-syubhat yang kini begitu merajalela. Di bawah ini adalah beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu:
§   Dalam surat Al-Mujadalah Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman:“…Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…” (Al-Mujaadalah: 11)
§   Rasulullah pernah bersabda: “Keutamaan Orang Alim atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR. Ad Dailami).
§   Beliau juga bersabda dalam sabdanya yang lain: “Ulamaadalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi)
§   Dalam hadits-hadits beliau, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meminta kepada Allah untuk ditambahkan kepada beliau kecuali ilmu. Seandainya ada sesuatu yang lebih utama dari ilmu, pastilah beliau akan mengajarkan ummatnya untuk meminta hal tersebut.
§   Selain itu, dalam surah Az-Zumar: 9 dan Al-Hasyr: 20, Allah membandingkan antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui dan ahli surga dengan ahli neraka dengan redaksi yang mirip. Hal ini menunjukkan bahwa beda derajat orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu adalah sama dengan beda derajat ahli surga dengan ahli neraka.
§   Dalam surah Al-Mulk Allah berfirman “Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapa yang lebih baik amalnya…” (Al-Mulk: 2). Ulama menjelaskan bahwa maksud dari ahsanu amalan adalah yang paling ikhlas dan yang benar, yakni sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam.
§   Tidurnya orang yang berilmu lebih ditakuti daripada sholatnya orang yang tidak berilmu. Hal ini bisa terjadi karena tidurnya orang yang berilmu pastilah bertujuan untuk istirahat agar dia mampu beribadah lagi kemudian. Selain itu, orang yang mengamalkan ilmunya akan tidur dengan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah di dalamnya sehingga tidurnya tersebut akan bernilai ibadah. Sedangkan, ibadahnya orang yang bodoh akan rawan terhadap bid’ah dan justru menjadikan syetan menyukainya.
§   “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
§   Imam Syafi’i pernah berkata: menuntut ilmu lebih afdhol daripada shalat nafil (shalat tahajjud).
§   Imam Bukhari berkata: “Ilmu itu sebelum berkata dan beramal”

 Demikianlah beberapa dalil yang menunjukkan besarnya kutamaan-keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah. Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam setiap dalil tersebut, kata ilmu selalu didahului olehalif-lam yang menunjukkan bahwa hanya ilmu-ilmu tertentu saja yang wajib untuk dicari oleh setiap muslim. Beribadah kepada Allah dan menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim.
Ilmu sangat penting dan sangat tinggi manfaatnya (QS.Shaad:45)
Keimanaan lebih utama dibanding ilmu (QS.As Shaaffat:81)
Dengan beriman dan berilmu derajat manusia akan semakin meningkat.
Agama akan semakin ditinggikan apabila umatnya semakin beriman dan berilmu.
Hubungan antara orang yang berilmu dengan orang yang berimanterdapat dalam surat (Mujadalah:11), dalam ayat tersebut digambarkan secara jelas bahwa hanya orang berilmu dan beriman yang akan diangkat derajatnya secara hakiki, bukan ilusi, derajat yang diberikan Allah kepada orang berilmu dan beriman merupakan sebuah penghargaan yang tinggi di sisi Allah.

D.           Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
1)      Definisi Ilmuwan
·           Menurut kamus besar Bahasa Indonesia[17], Ilmuwan adalah :
· Orang yang ahli,
· Orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
· Orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
· Orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh.
·           Menurut Webster Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat dalam kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu )[18]
·           Ensiklopedia Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.[19]

2)      Tanggung Jawab Ilmuwan
Allah SWT menulis dengan jelas dalam surah Al- Mudattsir ayat 38.
Artinya: “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya” (Qs. Al-Mudatsir:38)
Dari ayat ini, kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia akan diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai pengemban amanah Allah SWT.
Dalam melakukan misinya, manusia diberi petunjuk bahwa dalam hidup ada dua jalan yaitu, jalan baik dan jalan yang buruk.
Artinya: “ kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. ( kebaikan dan keburukan )”Q.S Al-Balad ( 90 ) ayat 10
Adapun fungsi utama manusa di bumi ini[20] yaitu sebagai abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan ummat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Seperti halnya saat ini sebagian dampak dari upaya penelitian sains lebih bersifat konseptual ketmbang praktis dan teknologis. [21] Maka dari itu, upaya menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa menguasai IPTEKS, fungsi hidup manusia sebagai khalifah akan menjadi kurang dan kehidupan manusia akan tetap terbelakang. Allah menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Seandainya Allah tidak menciptakan manusia, maka Allah tidak perlu menciptakan alam. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan ummat manusia. Kalau terjadi kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah (QS. Ar-Rum/30:41)
Adapun tugas ilmuwan muslim terhadap agama yaitu yang pertama, sebagai saksi (terhadap perbuatannya sendiri maupun orang lain). Sebagai saksi ia dituntut untuk adil dan jujur; kedua, penyeru ke jalan Allah dan petunjuk ke jalan yang benar, amar ma'ruf nahi munkar (lihat QS. Al-Ahzab: 45–46); ketiga, sebagai khalifah Allah di bumi. Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh Tuhan, maka ia harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulkan.
lmu dan iman menjadi bagian yang integral dalam diri seseorang, sehingga dengan demikian teknologi sebagai produk dari ilmu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia di sepanjang masa. Dan inilah yang mesti menjadi tanggung jawab ilmuwan muslim dalam mengembangkan
ilmu.[22]

 E.     Relevasi IPTEK dalam Kehidupan
1.      Faktualisasi
Saat ini, kemajuan iptek dunia dipimpin oleh negara Barat, Kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multideminsional yang diakibatkannya. Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama.
 Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terbelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga tidak terlalu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih kurang berilmu dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kita ambil contoh asal di Negara kita sendiri, Di masa Raffles (1811) pemilik modal swasta hanya boleh menguasai lahan maksimal 45 tahun; di masa Hindia Belanda (1870) hanya boleh menguasai lahan maksimal selama 75 tahun; dan di masa Susilo Bambang Yudhoyono (UU 25/2007) pemilik modal diperbolehkan menguasai lahan selama 95 tahun. Teritorial Indonesia (tanah dan laut) telah dibagi dalam bentuk KK Migas, KK Pertambangan, HGU Perkebunan, dan HPH Hutan. Total 175 juta hektar (93% luas daratan Indonesia) milik pemodal swasta/asing(Sumber : Salamuddin Daeng(SD), Insititut Global Justice (IGJ)[23]

2.    Kritik
Kenyataan memprihatikan tersebut sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Allah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya).
3.    Solusi
Islam, sebagai agama penyempurna bagi manusia, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular[24] (ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan), maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).
Kita tahu bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan umat muslim dimana islam mengajarkan manusia untuk mesejahterakan masyarakat. Tapi mengapa kita malah membiarkan tanah air kita dikuasai oleh warga asing, yang sudah jelas akan merugikan masyarakat kita sendiri. Dalam konteks ini, perlu kita telusur alasan serta kejadian dibalik tindakan tersebut. Pertama, kurang trasparannya kinerja pemerintahan terhadap warga Negara. Sang pemimpin dengan anggota parlemennya dengan bebas menetapkan keputusan penjualan tanpa melihat jangka panjang yang akan menimpa rakyatnya . Kedua, masyarakat yag apatis karena tidak mau tahu atau ada yang tidak tahu bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan tersebut karena kurangnya informasi serta ilmu yang dimilikinya.
                 Oleh karena itu pentingnya menuntut ilmu bagi umat islam agar kita memiliki nilai kebermanfaatan bagi diri sendiri dan orang lain, juga agar kita dapat lebih kritis dalam menilai suatu permasalahan dan kejadian yang terdapat dalam lingkungan sekitar kita. Jika manusia memiliki ilmu dapat dipastikan dia akan mengetahui lagkah-langkah konkrit yang dapat dipertanggungjawaban serta dapat dilaksanakan karena dapat diterimanya alasan dari tindakannya tersebut.



BAB III
 PENUTUP

A.            KESIMPULAN
 Ilmu pengetahuan teknologi  adalah himpunan pengetahuan manusia mengenai  aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnyayang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal
Adapapun mengenai seni, Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama sejalan dengan pandangan Islam.Kesenian yang ma’ruf merupakan budaya masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan yang munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Dalam hubungannya antara iptek dan ilmu  penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan iptek harus senantiasa berada di dalam jalur nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan yang luhur agar dapat memberi kebermanfaatan untuk umat. Karena keutamaan orang berilmu dan beriman yang akan diangkat derajatnya secara hakiki, bukan ilusi, derajat yang diberikan Allah kepada orang berilmu dan beriman merupakan sebuah penghargaan yang tinggi di sisi Allah oleh karenanya wajib bagi seorang ilmuwan untuk bertanggung jawab pada lingkungannya.
Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu haruslah memiliki aspek religius atau etis dan sosial. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan ummat manusia oleh karenanya  penguasaan iptek sangatlah penting untuk untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya.
Oleh karena itu, ayat-ayat al-Qur’an menghendaki manusia bersikap dan berpikir kritis terhadap fenomena-fenomenalam semesta dan terhadap dirinya sendiri. Dengan bersikap dan berpikir kritis tersebut diharapkan akan mengantarkan seseorang kepada iman yang makin kuat melalui pengakuan akan kebesaran Allah dan kesempurnaan nikmat-Nya. Berdasarkan petunjuk al-Qur’an, manusia dapat menerima hasil-hasil iptek yang tidak menyebabkan maksiat, serta bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan iptek akan melalaikan seseorang kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga diharapkan iptek dapat searah dan seiring sejalan dengan nilai-nilai Ilahiah.




DAFTAR PUSTAKA


[2] http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengetahuan_info2052.html diakses tanggal 19 Mei 2014 jam 18.49.
[3] http://www.scribd.com/doc/35346666/Bab-i-Pendahuluan diakses tanggal 18 Mei 2014 jam 19.29.
[4]Https://docs.google.com/document/d/16AKscVUvxSIO8O8DMyOH1ZBIaAjEgsvMS5aI0WxO1sI/edit?pli=1 diakses tanggal 17 Mei 2014 jam 19.43.
[5] www.slideshare.net/irmayafatwayukha/iptek-dan-seni-dalam-islam diakses tanggal 18 Mei 2014.
[7] Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER. Jakarta:Arga, 2003.
[8] http://ahmadzakinaufal31.wordpress.com/presentasi-agama-islam/127-2/
[9] http://www.reverbnation.com/artist_163303/bio
[10] http://www.scribd.com/doc/130837922/WAWASAN-IPTEK-2
[14] Luth, Thohir,etc. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.Malang:Citra Mentari,2005.
[15]http://books.google.co.id/books?id=2gZThngtIAIC&pg=PA385&lpg=PA385&dq=Seni+lahir+dari+sisi+terdalam+manusia+yang+didorong+oleh+kecenderungan+kepada+yang+indah.&source=bl&ots=uYFRZUTOPz&sig=u8mx_lRWhxIUncHJ5c9F6W6LZT0&hl=id&sa=X&ei=ineAU5G4MY2l8AWouoDoCQ&redir_esc=y
[16]http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.opsional.com%2Fshowthread.php%2F856-Keutamaan-Orang-yang-Berilmu&ei=MXmAU9DgNYb98QXl8IH4CA&usg=AFQjCNHWfGMhc5OE9eBBNjfKk4XGwn_vhw&sig2=KtJmhJuNEKcXDnG98z8OJQ&bvm=bv.67720277,d.dGc
[17] http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan-368478.html
[18] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2378250-http-id-wikipedia-org-wiki/ diakses tanggal 24 mei 2014 jam 22.00
[19] http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan-368478.html
[21] Butt, Nasim. SAINS &MASYARAKAT ISLAM.Bandung:Pustaka Hidayah, 2006.

[22] http://tarbiyah.uin-malang.ac.id/Artikel-53-uin-menuju-integrasi-ilmu-dan-agama.html
[23] http://www.globalmuslim.web.id/2011/06/inilah-fakta-data-neoliberalisme-sby.html
[24] Http://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme tanggal 19 mei 2014 jam 20.03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar