MAKALAH AGAMA
“IPTEK dan Seni dalam Perspektif Islam”
Disusun
Oleh:
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan
Sains dan Teknologi di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan manusia.
Manusia modern sudah sangat bergantung kepada produk-produk sains dan
teknologi. Sukar untuk dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan
produk-produk sains dan teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai
dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi,
sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan, kesehatan dan semua
aspek kehidupan manusia tidak terlepas daripada menggunakan produk sains dan
teknologi.
Manusia
mengakui
bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan
peradaban manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan
bermacam-macam kemudahan pada manusia.
Perkembangan iptek yang sangat pesat pada saat ini, seharusnya disertai oleh
akal dan tujuan yang baik serta bermanfaat bagi umat manusia.
Oleh karena itu Agama islam yang merupakan agama
penyempurna yang memiliki ajaran-ajaran suci Allah mengajarkan serta memberi
pemahaman terhadap manusia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan iptek dan
seni. Masyarakat
islam dapat diharapkan
mampu berperan di garis
depan dalam upaya mengembangkan IPTEK dan upaya perdamaian serta pembangunan yang makin merata dan berkeadilan secara berkesinambungan.
Alasan inilah yang melatar
belakangi kami untuk menulis makalah berjudul berjudul “Iptek dan Seni dalam Perspektif Islam”. Makalah
ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Agama dan
Etika Islam kami. Untuk penjelasan lebih lanjut akan kami bahas dalam bab-bab
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
IPTEK dan Seni
·
Pengertian
Ilmu
dan Pengetahuan
Ilmu
adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan,
disistemasi dan di interpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif
serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan adalah apa saja
yangdiketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman
maupun firasat.[1]
Definisi pengetahuan
menurut para ahli dansumber akurat.
Γ Menurut
Robert M. Z. Lawang: Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dialami atau yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari seseorang.[2]
Γ Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui. Sehingga pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi
dan firasat yang di dapat dari pengalamannya. pengetahuan tidak
bisa dikatakan sebagai sebuah ilmu karena kebenarannya belum teruji.
Pengetahuan muncul dikarenakan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya
belum pernah dilihatnya.[3]
Γ
Ilmu Menurut Islam
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka
syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi,
kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu
agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda
bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup
bahagia di akhirat punmanusia memerlukan ilmu.[4] Untuk bahagia di dunia dan
di akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baik
ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di
akhirat.
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau
jangka waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang
lahad. Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan
sabdanya :

“Tuntutlah ilmu
dari dalam buaian hingga ke liang lahad”
Jadi Ilmu pengetahuan adalah
himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan
dapat dinalar serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009)[5]
· Definisi Teknologi
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi
mulai sebelum sains dan teknik. [6] Teknologi
juga merupakan terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil
nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih
maju serta merupakan sarana
manusia untuk menyediakan kebutuhan.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengertian dari ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) adalah suatu ilmu yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia.
Kata teknologi
sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses
penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan
yang sangat lama seperti roda
juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan sebagai paduan sempurna
antara ilmu (science), rekayasa (engineering), seni (art),
dan ekonomi.
Pada era digital kini, telah terjadi
perkembangan yang luar biasa pesat pada bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Perubahan yang luar biasa drastis terjadi hampir disemua sektor. Terjadi Quantum Leap atau lompatan waktu yang
sangat luar biasa dan mengagumkan, khususnya di bidang teknologi.[7]
·
Pengertian SENI
Seni
adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan
yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu
keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena
ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah. [8]
Seni adalah sebuah keindahan yang dapat
mengungkap rasa sampai jauh kedalam jiwa seseorang Jadi apabila pernah
merasakan sebuah getaran keindahan yang begitu dalam dan membuat manusia tidak dapat lagi
melupakannya maka artinya dia sudah
dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya. Kata “seni” adalah
sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar
pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang
lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. [9]Namun
menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang
lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Pandangan Islam tentang
seni. Seni merupakan ekspresi keindahan.
Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada
penciptaan jagat raya ini.Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia
memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. [10]
B.
Integritas
IPTEK dan Seni
Iptek terdiri dari tiga kata yaitu ilmu,
pengetahuan, dan teknologi. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu.
Ilmu merupakan keistimewaan yang menjadikan manusia lebih unggul disbanding
makhluk-makhluk lain dalam menjalankan fungsi kekhalifahannya.
Menurut
pandangan Al-Qur’an, ilmu terdiri dari dua macam yaitu[11] :
1. Ilmu Ladunni yakni ilmu
yang diperoleh tanpa upaya manusia (Q.S. al-Kahfi : 65)
2. Ilmu Kasbi yakni ilmu
yang diperoleh karena usaha manusia
Pembagian
ini disebabkan karena al-Qur’an memandang terdapat hal-hal yang “ada” tetapi
tidak dapat diketahui melalui upaya manusia sendiri.
Dengan demikian,
objek ilmu meliputi :
a.
Materi dan non Materi
Materi adalah kenyataan yang bisa diindera dan
diukur oleh manusia sedangkan non materi adalah kenyataan yang tidak bisa
diindera.
Ciri-ciri materi diantaranya :
1)
Terbatas ruang dan waktu
2)
Dapat dibagi
3)
Tersusun oleh sesuatu yang lain
4)
Memiliki ukuran kuantitatif / dapat diukur secara kuantitatif
Contoh dari realitas materi adalah kursi, mobil, pesawat, darah, atom
dan lain sebagainya.
Ciri-ciri non-materi diantaranya :
1)
Tidak terbatas ruang dan waktu
2)
Tidak dapat dibagi
3)
Tidak dapat diukur secara kuantitatif
Contoh dari
realitas non-materi adalah akal, jiwa, pikiran dll.
b.
Fenomena dan non
Fenomena
Pengetahuan adalah paham suatu subjek
mengenai objek yang dihadapi. Subjek disini adalah manusia sebagai kesatuan
berbagai macam kesanggupan (akal,panca indera, dsb) yang digunakan untuk
mengetahui sesuatu. Objek disini adalah benda atau hal yang diselidiki, yang
merupakan realitas bagi manusia yang menyelidiki (Anshari, 1987) [12]. Dengan potensi yang
dimiliki manusia akan dapat membaca, memahami, meneliti, dan menghayati fenomena-fenomena alam yang nantinya dapat
menimbulkan pengetahuan disebut ayat-ayat kauniyah. Sedangkan fenomena lain
berupa quraniyah yaitu Al-Qur’an.[13]
Pengetahuan merupakan sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Tingginya derajat pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan untuk
kesombongan , tetapi untuk memperbanyak syukur atas nikmat pengetahuan yang
diberikan.
Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan
ilmu pengetahuan untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan
manusia (M.Quraish Shuhab,2000).[14]
Keberhasilan memanfaatkan alam merupakan hasil dari teknologi. Dengan demikian mesin
atau alat canggih yang dipergunakan manusia bukanlah teknologi, tetapi
merupakan hasil dari teknologi.
Seni adalah keindahan. Seni merupakan ekspresi roh
dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari sisi
terdalam manusia yang didorong oleh kecenderungan kepada yang indah[15].
Kemampuan berseni merupakan salah satu
pembeda manusia dengan makhluk lain. Dengan demikian, Islam mendukung kesenian
selama penampilannya mendukung fitrah manusia yang suci. Keindahan tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan.
Fenomena dan kecenderungan kehidupan
dunia saat ini memang sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan iptek dengan
segala dampaknya, baik yang bernilai positif maupun negatif. Disini, iman berperan
sebagai pengendali sikap dan perilaku kehidupan manusia, maupun sebagai
landasan moral, etika dan spiritual masyarakat suatu bangsa dalam melaksanakan
pembangunan di segala bidang.
Realita membuktikan, bahwa penguasaan,
pengembangan dan pendayagunaan iptek yang tidak disertai dengan keluhuran
akhlak atau budi pekerti, akan dapat membawa manusia atau suatu bangsa menuju
kepada penderitaan dan kesengsaraan, atau bahkan kehancuran. Oleh karena itu,
penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan iptek harus senantiasa berada di
dalam jalur nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan yang luhur.
Ayat-ayat al-Qur’an menghendaki manusia
bersikap dan berpikir kritis terhadap fenomena-fenomenalam semesta dan terhadap
dirinya sendiri, misalnya Surat Fushshilat ayat 53. Berdasarkan petunjuk
al-Qur’an, manusia dapat menerima hasil-hasil iptek yang tidak menyebabkan
maksiat, serta bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga diharapkan iptek
dapat searah dan seiring sejalan dengan nilai-nilai Ilahiah.
Adapapun mengenai seni, Islam dapat
menerima semua hasil karya manusia selama sejalan dengan pandangan Islam. Kesenian yang ma’ruf
merupakan budaya masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan
yang munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.
C.
Keutamaan
Orang yang Berilmu
Orang - orang yang berilmu memiliki keutamaan yang
istimewa yang jauh lebih besar daripada orang yang gemar beribadah, tetapi
hanya memiliki sedikit ilmu. [16]Secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa orang yang berilmu disamping dirinya sendiri
memilki hati, pemikiran, jiwa yang terang, mereka denga ilmunya juga dapat menerangi
banyak orang. Sedangkan orang - orang yang tidak berilmu, jangankan menerangi
orang lain, menerangi dirinya sendiri saja tidak mampu.
Akibat yang terjadi bahwa orang yang berilmu itu kualitas ibadahnya jauh lebih baik daripada orang yang tidak berilmu. Karena dengan ilmunya mereka mengetahui tata cara yang benar dan sah. Sedangkan bagi yang tidak berilmu ibadahnya dilakukan dengan cara yang tidak benar, tidak berdasar, dan hanya ikut-ikutan saja. Bahkan mereka sering melakukan perbuatan bid`ah dan dianggapnya sebagai perbuatan ibadah, akhirnya ibadahnyapun menjadi sia-sia. Dan sesungguhnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu haruslah dibangun di atas ilmu. Tidak mungkin seseorang dapat memiliki iman kepada hal-hal tersebut tanpanya. Tanpa ilmu, seseorang hanya akan beragama tanpa memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan saja. Akhirnya imannya akan mudah goyah oleh syubhat-syubhat yang kini begitu merajalela. Di bawah ini adalah beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu:
Akibat yang terjadi bahwa orang yang berilmu itu kualitas ibadahnya jauh lebih baik daripada orang yang tidak berilmu. Karena dengan ilmunya mereka mengetahui tata cara yang benar dan sah. Sedangkan bagi yang tidak berilmu ibadahnya dilakukan dengan cara yang tidak benar, tidak berdasar, dan hanya ikut-ikutan saja. Bahkan mereka sering melakukan perbuatan bid`ah dan dianggapnya sebagai perbuatan ibadah, akhirnya ibadahnyapun menjadi sia-sia. Dan sesungguhnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu haruslah dibangun di atas ilmu. Tidak mungkin seseorang dapat memiliki iman kepada hal-hal tersebut tanpanya. Tanpa ilmu, seseorang hanya akan beragama tanpa memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan saja. Akhirnya imannya akan mudah goyah oleh syubhat-syubhat yang kini begitu merajalela. Di bawah ini adalah beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu:
§
Dalam surat Al-Mujadalah Allah
subhaanahu wa ta’ala berfirman:“…Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…”
(Al-Mujaadalah: 11)
§
Rasulullah pernah bersabda:
“Keutamaan Orang Alim atas ahli ibadah
adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah
dari sahabatku.” (HR. Ad Dailami).
§
Beliau juga bersabda dalam sabdanya
yang lain: “Ulamaadalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi)
§
Dalam hadits-hadits beliau,
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meminta kepada Allah
untuk ditambahkan kepada beliau kecuali ilmu. Seandainya ada sesuatu yang lebih
utama dari ilmu, pastilah beliau akan mengajarkan ummatnya untuk meminta hal
tersebut.
§
Selain itu, dalam surah Az-Zumar: 9
dan Al-Hasyr: 20, Allah membandingkan antara orang yang mengetahui dengan orang
yang tidak mengetahui dan ahli surga dengan ahli neraka dengan redaksi yang
mirip. Hal ini menunjukkan bahwa beda derajat orang yang berilmu dengan orang
yang tidak berilmu adalah sama dengan beda derajat ahli surga dengan ahli
neraka.
§
Dalam surah Al-Mulk Allah berfirman
“Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapa yang lebih baik
amalnya…” (Al-Mulk: 2). Ulama menjelaskan bahwa maksud dari ahsanu amalan adalah yang paling ikhlas dan yang
benar, yakni sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam.
§
Tidurnya orang yang berilmu lebih
ditakuti daripada sholatnya orang yang tidak berilmu. Hal ini bisa terjadi
karena tidurnya orang yang berilmu pastilah bertujuan untuk istirahat agar dia
mampu beribadah lagi kemudian. Selain itu, orang yang mengamalkan ilmunya akan
tidur dengan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah di dalamnya sehingga tidurnya
tersebut akan bernilai ibadah. Sedangkan, ibadahnya orang yang bodoh akan rawan
terhadap bid’ah dan justru menjadikan syetan menyukainya.
§
“Sesungguhnya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka
barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang
banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
§
Imam Syafi’i pernah berkata:
menuntut ilmu lebih afdhol daripada shalat nafil (shalat tahajjud).
§
Imam Bukhari berkata: “Ilmu itu
sebelum berkata dan beramal”
Demikianlah beberapa dalil
yang menunjukkan besarnya kutamaan-keutamaan orang yang berilmu atas orang yang
ahli ibadah. Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam setiap dalil tersebut, kata
ilmu selalu didahului olehalif-lam yang
menunjukkan bahwa hanya ilmu-ilmu tertentu saja yang wajib untuk dicari oleh
setiap muslim. Beribadah
kepada Allah dan menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim.
Ilmu sangat penting dan sangat tinggi manfaatnya
(QS.Shaad:45)
Keimanaan lebih utama dibanding ilmu (QS.As Shaaffat:81)
Dengan beriman dan berilmu derajat manusia akan semakin meningkat.
Agama akan semakin ditinggikan apabila umatnya semakin beriman dan berilmu.
Keimanaan lebih utama dibanding ilmu (QS.As Shaaffat:81)
Dengan beriman dan berilmu derajat manusia akan semakin meningkat.
Agama akan semakin ditinggikan apabila umatnya semakin beriman dan berilmu.
Hubungan antara orang yang berilmu dengan orang yang
berimanterdapat dalam surat (Mujadalah:11), dalam ayat tersebut digambarkan secara
jelas bahwa hanya orang berilmu dan beriman yang akan diangkat derajatnya
secara hakiki, bukan ilusi, derajat yang diberikan Allah kepada orang berilmu
dan beriman merupakan sebuah penghargaan yang tinggi di sisi Allah.
D.
Tanggung Jawab
Ilmuwan Terhadap Lingkungan
1) Definisi Ilmuwan
·
Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia[17],
Ilmuwan adalah :
· Orang yang
ahli,
· Orang yang
banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
· Orang yang
berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
· Orang yang
bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan
sungguh-sungguh.
·
Menurut Webster
Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat dalam kegiatan
sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu )[18]
·
Ensiklopedia Islam
mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.[19]
2) Tanggung Jawab Ilmuwan
Allah
SWT menulis dengan jelas dalam surah Al- Mudattsir ayat 38.
Artinya: “Setiap orang bertanggung
jawab atas apa yang telah dilakukannya” (Qs. Al-Mudatsir:38)
Dari ayat ini, kita tahu bahwa Allah
SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk
dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT dan suatu saat nanti pada saat yang
ditentukan oleh Allah semua manusia akan diminta pertanggung jawabannya sebagai
bukti bahwa manusia sebagai pengemban amanah Allah SWT.
Dalam melakukan misinya, manusia
diberi petunjuk bahwa dalam hidup ada dua jalan yaitu, jalan baik dan jalan
yang buruk.
Artinya: “ kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan. ( kebaikan dan keburukan )”Q.S Al-Balad ( 90 ) ayat 10
Adapun
fungsi utama manusa di bumi ini[20]
yaitu sebagai abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi
dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan
Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri
dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau
wakil Allah di muka bumi. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi,
menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar
kemanfaatan untuk kehidupan ummat manusia dengan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia
sendiri. Seperti halnya saat ini
sebagian dampak dari upaya penelitian sains lebih bersifat konseptual ketmbang
praktis dan teknologis. [21]
Maka dari itu, upaya menggali potensi alam dan
memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa
menguasai IPTEKS, fungsi hidup manusia sebagai khalifah akan menjadi kurang dan
kehidupan manusia akan tetap terbelakang. Allah menciptakan alam, karena Allah
menciptakan manusia. Seandainya Allah tidak menciptakan manusia, maka Allah
tidak perlu menciptakan alam. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari
Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya
untuk kepentingan ummat manusia. Kalau terjadi kerusakan alam dan lingkungan
ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka tidak menjaga
amanat Allah sebagai khalifah (QS. Ar-Rum/30:41)
Adapun tugas ilmuwan muslim terhadap agama yaitu yang
pertama,
sebagai saksi (terhadap perbuatannya sendiri maupun orang lain). Sebagai saksi
ia dituntut untuk adil dan jujur; kedua, penyeru ke jalan Allah dan petunjuk ke
jalan yang benar, amar ma'ruf nahi munkar (lihat QS. Al-Ahzab: 45–46); ketiga,
sebagai khalifah Allah di bumi. Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh
Tuhan, maka ia harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulkan.
lmu dan iman menjadi bagian yang integral dalam diri seseorang, sehingga dengan demikian teknologi sebagai produk dari ilmu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia di sepanjang masa. Dan inilah yang mesti menjadi tanggung jawab ilmuwan muslim dalam mengembangkan ilmu.[22]
lmu dan iman menjadi bagian yang integral dalam diri seseorang, sehingga dengan demikian teknologi sebagai produk dari ilmu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia di sepanjang masa. Dan inilah yang mesti menjadi tanggung jawab ilmuwan muslim dalam mengembangkan ilmu.[22]
E. Relevasi
IPTEK dalam Kehidupan
1. Faktualisasi
Saat ini, kemajuan iptek dunia dipimpin
oleh negara Barat, Kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan
meniru-niru hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala
dampak negatif dan krisis multideminsional yang diakibatkannya. Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari
kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama.
Negara-negara
yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara
berkembang atau negara terbelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga tidak terlalu
menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya
saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih kurang berilmu dan lemah,
maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara
mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan
negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan
budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui
kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya
krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar
bangsa-bangsa Muslim.
Kita ambil contoh asal di Negara kita sendiri, Di
masa Raffles (1811) pemilik modal swasta hanya boleh menguasai lahan maksimal
45 tahun; di masa Hindia Belanda (1870) hanya boleh menguasai lahan maksimal
selama 75 tahun; dan di masa Susilo Bambang Yudhoyono (UU 25/2007) pemilik
modal diperbolehkan menguasai lahan selama 95 tahun. Teritorial Indonesia
(tanah dan laut) telah dibagi dalam bentuk KK Migas, KK Pertambangan, HGU
Perkebunan, dan HPH Hutan. Total 175 juta hektar (93% luas daratan Indonesia)
milik pemodal swasta/asing(Sumber : Salamuddin Daeng(SD), Insititut Global
Justice (IGJ)[23]
2.
Kritik
Kenyataan memprihatikan tersebut sangat
ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Allah dan peradaban dan Iptek
Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang
sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya
manusianya (pendidikan dan Ipteknya).
3.
Solusi
Islam, sebagai agama penyempurna bagi manusia, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan
merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi
pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular[24] (ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau
harus berdiri terpisah dari agama
atau kepercayaan), maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan
dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).
Kita tahu bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan
umat muslim dimana islam mengajarkan manusia untuk mesejahterakan masyarakat.
Tapi mengapa kita malah membiarkan tanah air kita dikuasai oleh warga asing,
yang sudah jelas akan merugikan masyarakat kita sendiri. Dalam konteks ini,
perlu kita telusur alasan serta kejadian dibalik tindakan tersebut. Pertama,
kurang trasparannya kinerja pemerintahan terhadap warga Negara. Sang pemimpin
dengan anggota parlemennya dengan bebas menetapkan keputusan penjualan tanpa
melihat jangka panjang yang akan menimpa rakyatnya . Kedua, masyarakat yag
apatis karena tidak mau tahu atau ada yang tidak tahu bagaimana caranya
menyelesaikan permasalahan tersebut karena kurangnya informasi serta ilmu yang
dimilikinya.
Oleh karena itu
pentingnya menuntut ilmu bagi umat islam agar kita memiliki nilai
kebermanfaatan bagi diri sendiri dan orang lain, juga agar kita dapat lebih
kritis dalam menilai suatu permasalahan dan kejadian yang terdapat dalam
lingkungan sekitar kita. Jika manusia
memiliki ilmu dapat dipastikan dia akan mengetahui lagkah-langkah konkrit yang
dapat dipertanggungjawaban serta dapat dilaksanakan karena dapat diterimanya
alasan dari tindakannya tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan teknologi
adalah
himpunan pengetahuan manusia mengenai aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnyayang dikumpulkan melalui proses
pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal
Adapapun
mengenai seni, Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama sejalan
dengan pandangan Islam.Kesenian yang ma’ruf merupakan budaya masyarakat yang
sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan yang munkar adalah perbuatan yang
tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Dalam hubungannya antara iptek dan ilmu penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan
iptek harus senantiasa berada di dalam jalur nilai-nilai keimanan dan
kemanusiaan yang luhur agar dapat
memberi kebermanfaatan untuk umat. Karena keutamaan orang berilmu
dan beriman yang akan diangkat derajatnya secara hakiki, bukan ilusi, derajat
yang diberikan Allah kepada orang berilmu dan beriman merupakan sebuah
penghargaan yang tinggi di sisi Allah oleh
karenanya wajib bagi seorang ilmuwan untuk bertanggung jawab pada
lingkungannya.
Tanggung jawab ilmuwan dalam
pengembangan ilmu haruslah memiliki aspek religius atau etis dan sosial.
Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar
terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan ummat manusia oleh
karenanya penguasaan iptek sangatlah
penting untuk untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya.
Oleh karena itu, ayat-ayat al-Qur’an
menghendaki manusia bersikap dan berpikir kritis terhadap fenomena-fenomenalam
semesta dan terhadap dirinya sendiri. Dengan bersikap dan berpikir kritis
tersebut diharapkan akan mengantarkan seseorang kepada iman yang makin kuat
melalui pengakuan akan kebesaran Allah dan kesempurnaan nikmat-Nya. Berdasarkan
petunjuk al-Qur’an, manusia dapat menerima hasil-hasil iptek yang tidak
menyebabkan maksiat, serta bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan
iptek akan melalaikan seseorang kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan.
Sehingga diharapkan iptek dapat searah dan seiring sejalan dengan nilai-nilai
Ilahiah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.slideshare.net/irmayafatwayukha/iptek-dan-seni-dalam-islam diakses tanggal 17 Mei 2014 jam 19.07.
[2] http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengetahuan_info2052.html diakses tanggal 19 Mei 2014 jam 18.49.
[4]Https://docs.google.com/document/d/16AKscVUvxSIO8O8DMyOH1ZBIaAjEgsvMS5aI0WxO1sI/edit?pli=1 diakses tanggal 17 Mei 2014 jam 19.43.
[8] http://ahmadzakinaufal31.wordpress.com/presentasi-agama-islam/127-2/
[9] http://www.reverbnation.com/artist_163303/bio
[10] http://www.scribd.com/doc/130837922/WAWASAN-IPTEK-2
[13] http://www.scribd.com/doc/139531482/ma-rifatulloh-dalam-keseharian-doc diakses tanggal 18 Mei 2014.
[15]http://books.google.co.id/books?id=2gZThngtIAIC&pg=PA385&lpg=PA385&dq=Seni+lahir+dari+sisi+terdalam+manusia+yang+didorong+oleh+kecenderungan+kepada+yang+indah.&source=bl&ots=uYFRZUTOPz&sig=u8mx_lRWhxIUncHJ5c9F6W6LZT0&hl=id&sa=X&ei=ineAU5G4MY2l8AWouoDoCQ&redir_esc=y
[16]http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.opsional.com%2Fshowthread.php%2F856-Keutamaan-Orang-yang-Berilmu&ei=MXmAU9DgNYb98QXl8IH4CA&usg=AFQjCNHWfGMhc5OE9eBBNjfKk4XGwn_vhw&sig2=KtJmhJuNEKcXDnG98z8OJQ&bvm=bv.67720277,d.dGc
[17] http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan-368478.html
[18] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2378250-http-id-wikipedia-org-wiki/ diakses
tanggal 24 mei 2014 jam 22.00
[19] http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan-368478.html
[20] http://www.scribd.com/doc/45023327/Karya-ilmiah-Mahasiswa diakses
tanggal 24 mei 2014 jam 22.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar